Jumat, 29 November 2013

Kondisi Permukaan Waduk Dam Bili-bili Masih Aman

Kondisi Permukaan Waduk Dam Bili-bili Masih Aman

Makassar--Kondisi permukaan Dam Bili-bili yang diisukan meluap akibat hujan yang terus menerus turun di wilayah DAS Jeneberang ternyata tidak menimbulkan dampak terhadap permukaan waduk Dam Bili-bili. Karena secara teknis pemantauan elevasi permukaan air di waduk Bili-bili dalam tiga hari terakhir memang terjadi kenaikan dari 84 menjadi 99,02 pada tanggal 7 Januari 2013. Sedangkan elevasi ambang batas  Dam Bili-bili bisa mencapai 99,45, yang berarti elevasi permukaan air masih relatif aman di bawah ambang batas.
Demikian diungkapkan Kepala Balai Pompengan Jeneberang, Agus Setiawan kepada Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu'mang saat meninjau kondisi permukaan air Dam Bili-bili, kemarin di ruang kerja pengelola Dam Bili-bili, Kabupaten Gowa.
Menurut Agus Setiawan, kondisi cuaca saat ini memang cukup ekstrim karena pergerakan awan yang cukup lambat akibat tak ada angin yang berhembus, sehingga akumulasi awan di atas Sulsel sangat berpotensi besar menimbulkan curah hujan yang tinggi.
Namun, lanjutnya, jika dibandingkan dengan tahun 2002 dan 2004 lalu, kondisi permukaan air Dam Bili-bili justeru lebih tinggi jika dibandingkan dengan kondisi yang terjadi saat ini.
Mendengar penjelasan teknis soal permukaan Dam Bili-bili dari Kepala Balai Jeneberang, Wagub Sulsel, Agus Arifin Nu'mang meminta kepada masyarakat di sekitar Dam Bili-bili, khususnya warga Kota  Makassar dan sekitarnya agar tidak terpancing dengan isu-isu meresahkan yang beredar di masyarakatb yang menyatakan permukaan air di Dam Bili-bili sudah meluap.
Meski permukaan air Dam Bili-bili masih normal, namun Wagub Sulsel menghimbau kepada seluruh masyarakat Sulsel, khususnya yang bermukim di sekitar aliran sungai, agar tetap mewaspadai datangnya bencana banjir, karena kondisi cuaca yang saat ini cukup ekstrim dengan curah hujan yang tinggi.
''Kalau memang sudah ada gejala akan banjir, maka masyarakat sebaiknya bersiap-siap untuk mengungsi,'' ujar Agus Arifin Nu'mang.
Usai meninjau Dam Bili-bili, Wagub Sulsel juga melihat penimbunan badan jalan poros Malino Gowa yang terputus akibat longsor sedalam 1 meter karena tergerus air hujan.
Wagub dalam peninjauan itu juga didampingi Kadis PU Bina Marga Sulsel, Ir Abdul Latif, Kadis SDA Sulsel Soeprato dan Kadis Sosial Sulsel Suwandi Mahendra.
Menurut Kadis PU Bina Marga, Abdul Latif, penanganan sementara poros Malino yang terputus akan dikerjakan sekitar 3 hari dengan melakukan penimbunan pasir batu (sirtu). Tapi untuk jangka panjang poros jalan yang longsor itu nantinya akan dibuatkan gorong-gorong, agar air yang mengalir tidak mengikis bagian bawah permukaan jalan.
Usai meninjau Dama Bili-bili, Wagub Sulsel dan rombongan melakukan peninjauan ke lokasi bekas banjir di Jeneponto, antara lain ke Kelurahan Pallengo (Nassara), Kecamatan Bangkala untuk melihat lahan pembuatan garam rakyat yang terendam banjir seluas 265 hektar.
Wagub yang didampingi Bupati Jeneponto, Radjamilo melihat secara dekat gudang-gudang penampungan garam milik petani yang sebagian basah terendam banjir yang melanda poros jalan nasional di Jeneponto.
Pada kesempatan itu, Wagub menyatakan memberikan bantuan sebesar Rp 250 juta ke Pemkab jeneponto untuk mengatasi bencana yang terjadi di daerah tersebut.
Selain itu, Wagub juga melihat dari dekat tanggul sungai di Kecamatan Bangkala yang rubuh diterjang banjir dan perlu segera diperbaiki. (*).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar