Rabu, 20 Juli 2011

Andai Saya Legislator?


Andai Saya Legislator?
(Refleksi Pribadi Manusia Pinggiran)
Legislator atau pembuat legislasi adalah gabungan orang yang terpilih menjadi wakil rakyat , yang merancang  undang-undang yang bertempat disebuah tempat yang dinamakan dewan Perwakilan rakyat (DPR), Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) atau Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan langsung mengesahkan liwat banyaknya rapat  baik komisi maupun fraksi.
Santer terdengar sang legislator didaerah bahkan dipusat suka bernyanyi atau dengan kata lain berorasi dengan banyak kata, dalam artian kenapa kok satu masalah menjadi seribu masalah. Apakah ini adalah fakta bahwa rakyat sudah tidak terwakili. Ada ada saja!
Penulis yang selalu melihat media bersama-sama dengan kaum pinggiran selalu berceloteh, mau ngapain kita saudaraku, anggota Dewan saja begini, gimana dengan generasi penerus kita nantinya! Apakah ini ada endingnya ataukah baru saja dimulai, lagi-lagi kuterpaku dengan sejarah masa silam. Bayangan tahun 98, akan menengok kita.  kata saudaraku mari kita nikmati kopi hangat kita dengan pisang goreng, cukup kita jadi wasit saja.
Televisi terus menyiarkan berita, mulai dari kasus Centuri, Ahmadiyah dan akhir ini adalah susu yang tercemar. Sebuah hal, yang penuh dengan keruwetan, jika kita berfikir jauh. Tapi, inilah Indonesia yang banyak mempunyai legislator namun lambat dalam mengambil keputusan.dari ketiga masalah diatas, saat ini masalah susu menjadi krusial dinegeri ini. Pertanyaannya adalah susu mana, bubuk, cair, ataukah susu yang ada ditubuh sapi,kambing, kuda atau kerbau. Lucu dan lucu. Sudah berapa kali rapat tapi hasilnya saling menyalahkan antara pemerintah dan ahli susu.  Pemerintah berpendapat diumumkan saja mereknya, tapi sesuai dengan UU privasi perusahaan menyatakan untuk tidak meyebut merek. Sangat logis ketika kita berfikir saling terbuka.
Permasalahan satu ini, mungkin bagus untuk dicerna, seperti mencerna susu yang tercemar. Menteri Kesehatan sangatlah rela lepas jabatannya alias mundur ketika masalah ini tidak tuntas, gimana dengan saudara legislator!penulis hanya, mengernyitkan dahi dan mengatakan kepada teman-teman kaum pinggiran, apakah ini bukanlah mimpi disiang bolong ataukah rekaan dalam dongeng lontara (Kitab;Makassar).
Sangat simpel dan berbau sindiran kami dari kaum pinggiran sangat menghargai usaha teman-teman legislator dimana saja, baik didaerah maupun dipusat.yang telah menghadirkan semua pihak dalam untuk masalah susu tercemar ini.
 Semoga saja susu tidak tercemar lagi dan dapat bermanfaat bagi semua masyarakat. Amin
Zainal Lannur Almakassari
(Pengamat Sosial, Budaya & pariwisata tinggal Pondok ENHA No.4 Perintis Kemerdekaan 7 Makassar Indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar